Memberikan inspirasi dan informasi

Media kreasi Pondok Pesantren Syaichona Moh. cholil.

Crew Demangan News

Memeberikan yang terbaik dan selalu konsisten adalah prinsip kami.

LP3S

lembaga penerbitan Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil

Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil

Pondok Pesantren YAng didirikan Langsung oleh Kyai Cholil Demangan Barata, Bangkalan Madura

Karya DN

Koleksi majalah DN.

Kamis, 29 Januari 2015

Franck Ribery, gelandang timnas Prancis Islam Membawa Kedamaian (Profil Demangan News Edisi 18)

Franck Ribery, gelandang timnas Prancis
Islam Membawa Kedamaian

Oleh: M Fuad Fadli
Penulis adalah redaktur Pelaksana Majalah IJTIHAD Sidogiri

Bagi semua pecinta sepak bola dunia, tidak asing lagi dengan nama Franck Ribery. Karena pemain yang berwarga negara Prancis ini mempunyai talenta yang sangat tinggi. Serta skill yang indah dalam mengolah bola. Hingga ia sering memperoleh penghargaan sebagai pemain terbaik. Namun siapa kira jika gelandang serang Timnas Prancis ini ternyata seorang muallaf.
Franck Ribery dilahirkan di Boulogne-sur-Mer, Prancis, tepatnya pada tanggal, 7 April 1983. Ribery—panggilan akrabnya—memiliki postur tubuh 175 cm.  Ia memulai kariernya di dunia sepak bola dengan bergabung bersama tim Boulogne (2001-2002) di tanah kelahirannya. Kemudian, ia pindah ke Olympique Ales(2002-2003), Sta de Brestois (2003-2004), FC Metz (2004), Galatasaray (2005), dan Olympique Marseille (2005-2007). Sekarang Ribery memperkuat tim raksasa asal Jerman, Bayern Muenchen.
Banyak penghargaan yang telah ia peroleh. Antara lain, gelar Fortis Piala Turki bersama Galatasaray pada musim 2004/2005, Piala Intertoto bersama Olympique Marseille di tahun 2005, Piala Liga Jerman bersama Bayern Muenchen di tahun 2007, Piala Jerman dan Bundesliga Jerman di tahun 2008. Selain itu, penghargaan Pemain Terbaik Prancis di tahun 2007 dan 2008, juga pesepakbola Jerman terbaik di tahun 2008.

Masuk islam
Ada dua versi mengenai masuk islamnya Ribery. Dan keduanya tidak dibantah atau dibenarkan olehnya. Tetapi ia berkata, islam telah membawanya pada keselamatan.
Pertama, pada tahun 2005 ia memperkuat tim raksasa Turki, Galatasaray. Semasa berada di Turki, yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Ia sering berkumpul dan berdiskusi bersama komunitas muslim. Hingga akhirnya ia menemukan agama yang telah membawanya pada kedamaian.
Kedua, istri Ribery, Wahiba Belhami, yang asli Maroko itu memiliki peran penting di dalam keislamannya. Serta ia pernah tinggal di negara itu selama satu tahun. Berkat pernikahannya dengan gadis Maroko itu, ia memeluk agama islam. Dan ia telah dikaruniai dua anak, Hizsya dan Shahinez.
Pada Piala Dunia 2006 di Jerman, keislaman Ribery terkuak. Saat itu, Ribery menengadahkan tangannya untuk berdoa sebagaimana yang dilakukan oleh orang Islam, sebelum pertandingan antara timnas Prancis kontra timnas Swiss. Dan perbuatannya tersorot publik. Dan semua orang bertanya-tanya dengan yang telah dilakukan olehnya. Namun berkat permainannya yang cemerlang, publik tak menghiraukan  dengan sikap pemain bernomor punggung 22 itu.
Rutinitas  berdoa yang  dilakukan Ribery sebelum pertandingan akhirnya terkuak juga. Ia mengaku kepada publik jika dirinya telah memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dan ia mengatakan di hadapan publik bahwa Islam telah membawanya pada keselamatan dan kedamaian dan menjadi spirit dalam segala aktivitasnya, tak terkecuali dalam bermain sepak bola.

Panggilan dari tanah suci
Tidak hanya melaksanakan shalat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan zakat, Ribery juga telah mendapatkan panggilan dari tanah suci untuk menunaikan ibadah umrah. Keberangkatan pertamanya terjadi pada awal tahun 2009. Saat itu Ribery sedang membela timnya Bayern Munchen untuk melakoni pertandingan persahabatan di Jeddah. Sambil menyelam, minum air. Begitu pepatah mengatakan. Pemain Terbaik Prancis di tahun 2007 dan 2008 tidak mensia-siakan kesempatan berharga ini. Ia menunaikan ibadah umrah bersama rekan timnya yang juga muslim, Hamit Altintop. Dengan menempuh perjalanan sekitar 70 km dari Jeddah menuju Mekkah.
kunjungan ke tanah suci dan shalat di Baitullah begitu membekas di hati pria kelahiran 7 April 1983. Terbukti, setahun kemudian ia kembali melaksanakan umrah. Namun kali ini ia di temani rekannya di timnas Prancis, Nicolas Anelka.
Setelah melakukan umrah, kini ia tengah menanti waktu untuk melaksanakan ibadah haji. Tapi hal itu di rasa sulit baginya. Pasalnya untuk melakukan haji, butuh waktu sekitar 40 hari. Sedangkan jadwal pertandingan sangatlah padat. Akhirnya, ia harus menunggu hingga gantung sepatu dari lapangan hijau.  
  Islam mengubah kepribadiannya
            Di tengah padatnya jadwal pertandingan, ia tidak lupa untuk melaksanakan shalat yang menjadi kewajiban orang Islam. Dalam keadaan apapun ia tetap menunaikan shalat. Menurutnya, shalat adalah tiang agama yang harus ditegakkan.
Sungguh Islam telah merubah kepribadiannya. Semula Ribery yang dikenal sebagai sosok yang arogan dan keras kepala, kini telah berubah menjadi Ribery yang ramah dan rendah hati. Berkat perangainya yang bagus, ia sangat disenagi oleh rekan-rekannya di  Bayern Muenchen maupun di timnas Prancis.
Di berbagai kesempatan, ia selalu menyapa semua orang yang dijumpainya. Karena bapak dua anak ini ingin menjadi teman bagi semua orang. Ia juga tidak menolak jika ada fansnya yang ingin foto bersamanya atau meminta tanda tangannya. Dan itu ia lakukan dengan senyuman yang mengembang di bibirnya. Menurutnya, ia ingin menjadi seseorang yang berkepribadian rendah hati dan ramah pada semua orang.
Steve Bradore dari Organisasi Syuhada, yang melayani mualaf di Prancis sangat bangga sekali atas islamnya Ribery, karena penampilannya yang khas dan rendah hati.
Ribery bersyukur atas nikmat yang telah ia peroleh. Mengingat semasa kecil, ia hidup dalam kesulitan. Dan ia juga menyadari bahwa apa yang ia peroleh ini tidaklah kekal. Karena roda kehidupan selalu berputar. Hari ini bernasib untung, bisa jadi besok bernasib malang. Dan semua kehidupannya ia hadapi dengan tenang dan pasrah pada Maha Kuasa.
Raja Bavaria
Kecerdikannya dalam mengolah si kulit bundar, jiwa sosialisme yang bagus, serta ketaatan dalam beribadah. Menjadikannya sebagai figur kesayangan publik Munich saat ini. Duet striker Miroslav Klose dan Luca Toni boleh menyita perhatian lewat produktivitas golnya, tapi Ribery lebih berperan dalam hal kreasi permainan di lapangan tengah.
Maka, tidak salah jika Bayern Muenchen rela memboyongnya ke Allianz Arena dengan harga yagn selangit, 26 juta Euro. Nyatanya, hanya dalam beberapa pertandingan Ribery telah memalingkan pandangan fans FC Hollywood padanya. Dan jangan heran kalau di depan Theatinerkirche, yang ada di pusat kota tersebut, terpampang billboard raksasa bergambarkan Ribery memakai jubah raja, disertai tulisan “Bayern Hat Wieder Einen Konig” alias “Bavaria punya raja lagi”. Bavaria adalah julukan lain dari Bayern Muenchen selain FC Hollywood.